Sesuatu yang sangat menarik tersimpan di Museum Paleontologi Moskow, Rusia. Jika kawan-kawan menganggap sesuatu yang menarik tersebut merupakan peninggalan purbakala berupa arca, menhir, dolmen, atau sejenisnya itu salah, sebab yang saya maksudkan disini hanyalah sebuah tengkorak Neanderthal. Lalu, apa yang menarik dari sebuah tengkorak Neanderthal? Mungkin bagi kebanyakan orang dan pengunjung Meseum menggapnya hanya sesuatu yang biasa saja. Namun percayalah kawan, tengkorak tersebut sebenarnya menyimpan sebuah misteri prasejarah yang membingungkan.
Sebenarnya tengkorak ini merupakan tengkorak Neanderthal biasa, tidak ada yang aneh dari bentuknya. Namun apabila kita cermati lebih teliti, ia memiliki keganjilan. Jika kita perhatikan pada gambar, tengkorak ini memiliki lubang kecil yang terletak tepat dibelakang telinga. Lubang dengan diameter kecil yang menurut para ahli tidak mungkin terbentuk akibat hantaman proyektil semacam anak panah maupun mata tombak. Proyektil yang dikenal dapat meninggalkan lubang bulat mulus semacam ini tanpa menimbulkan retakan pada tengkorak hanyalah sebuah peluru dari senapan / senjata api yang ditembakkan dengan kecepatan tinggi. Yang lebih menarik lagi, menurut penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli forensik terhadap kerangka menunjukkan bahwa kemungkinan besar lubang terbentuk pada saat si Neanderthal masih hidup.
Lubang serupa juga terdapat di sebuah tengkorak sejenis Neanderthal yang ditemukan pada 17 Juni 1921 di wilayah Rhodesia, Zambia oleh seorang buruh tambang bernama Tom Zwiglaar di sebuah gua batu gamping. Tengkorak yang kemudian teridentifikasi sebagai jenis Homo Heidelbergensis itu kini tersimpan di British Museum, London dan diperkirakan berasal dari 40.000 – 38.000 tahun yang lalu. Homo Heildelbergensis diketahui sebagai nenek moyang Neanderthal yang menetap di Eropa.
Sebenarnya benda macam apakah yang menembus kepala makhluk-makhluk ini? Apakah benar-benar peluru yang ditembakkan dari sebuah benda semacam senjata api?
Tidak banyak teori ataupun hipotesa yang diajukan oleh beberapa paleontolog sebagai upaya untuk sedikit membuka tabir misteri. Pernyataan ahli forensik mengatakan bahwa lubang seperti ini hanya dapat terbentuk dari sebuah peluru yang dilesahkan dengan kecepatan tinggi merupakan satu-satunya jawaban yang ditawarkan kepada kita. Pernyataan tersebut tentunya juga turut merubah paradigma kita akan kehidupan prasejarah. Apakah manusia purba sudah dapat menciptakan peralatan sejenis senapan dan telah mampu memproduksi bubuk mesiu? Jikalau tidak, lalu siapa yang “bermain” senapan seperti ini di kala puluhan ribu tahun silam?
Namun bagi orang-orang yang skeptis, tidak ada senjata api pada masa prasejarah dan tidak mungkin pula manusia-manusia purba dapat menciptakannya. Bagi mereka, lubang pada tengkorak terbentuk tak lain karena suatu penyakit, barangkali abses atau sejenisnya yang timbul akibat infeksi bakteri.