Nama kapal itu, Oasis of the Seas, milik perusahaan wisata Royal Caribbean International. Pada Jumat (30/10), ia meninggalkan dok tempat ia dibuat oleh perusahaan pembuat kapal STX Finland, di Turku, Finlandia. Kapal itu menjalani pelayaran perdana menuju pangkalan perusahaannya di Port Everglades, Florida, Amerika Serikat.
Kapal ini punya 16 dek utama, yang total tingginya setara dengan gedung 20 lantai. Panjangnya dari ujung haluan sampai buritan 360 meter. Di dalamnya ada sebuah lapangan golf, ditambah empat kolam renang, beberapa lapangan voli, dan basket.
Kapal itu lulus ujian pertamanya hari Sabtu (31/10) saat melewati bawah jembatan Great Belt Bridge di Laut Baltik. Setelah teleskopnya diturunkan penuh, kapal berhasil melewati bawah jembatan itu dengan menyisakan sela cuma setengah meter antara ujung teratas kapal dengan besi bawah jembatan. Adegan itu disaksikan ribuan orang.
Dibuat dengan ongkos sekitar Rp 15 triliun dan dikerjakan selama dua setengah tahun, Oasis of the Seas tercatat sebagai kapal penumpang terbesar di dunia. Besarnya tiga kali lipat ketimbang kapal Titanic yang legendaris. Di dalamnya terdapat 2.700 kabin yang mampu menampung 6.300 penumpang plus 2.100 awak kapal. Bagian dalam kapal berbentuk U sehingga bagian tengahnya terbuka, yang bisa dinikmati dari tiga sisi.
Selain terdapat sejumlah fasilitas olahraga tersebut, di situ ada pula satu arena teater terbuka yang berkapasitas 750 kursi yang digunakan pada malam hari. Model arenanya mirip dengan arena teater Yunani kuno. Arena ini menggunakan kolam renang yang dimanfaatkan pada di siang hari.
Untuk membikin betah penumpang, berjibun fasilitas hiburan. Ada fasilitas pertokoan yang dibuat seperti mal di kota, gedung pertunjukan dalam ruang yang berkapasitas 1.300 kursi, taman luas dengan aneka tema. Salah satunya taman bertema tropis yang ditumbuhi rumput dan pohon palem. Total akan ada sekitar 12.000 pohon yang ditanam di kapal tersebut.
Di dalam kapal itu ada sebuah bar yang bergerak naik-turun tiga lantai. Jadi, pengunjung di dalamnya bisa menikmati pemandangan luar di tiga dek dalam, dan laut lepas.
Untuk penumpang disediakan beragam pilihan kamar. Tipe kamar mewah seukuran 51 meter persegi dengan dinding kaca penuh, sedangkan kamar super mewah (suite room) seluas 150 meter persegi yang dilengkapi balkon menghadap laut dan pemandangan dalam.
Kapal ini akan mulai menjalani rute pesiar pertamanya pada 1 Desember mendatang untuk perjalanan selama empat hari ke Haiti. Tarifnya mulai dari sekitar Rp 12 juta hingga Rp 40 juta per kepala. Konon untuk perjalanan ini tiket sudah habis terlego. Harga tiket ini lipat dua ketimbang menggunakan kapal lama milik perusahaan itu juga.
Toh, tak urung sosok kapal itu mengundang kritik pengamat pelesiran laut. Dengan menggunakan kapal itu, pelesiran laut yang berarti sensasi ombak tak didapat. Yang didapat konsumen tak ubahnya seperti di mal.
Selain itu, dengan begitu banyak manusia di dalamnya bakal merepotkan otoritas pelabuhan tujuan saat penumpang turun. Akan dibutuhkan waktu sangat lama untuk menjalani pemeriksaan penumpang, sehingga memakan waktu pelesir konsumen.
Ikhwal kritikan dari kalangan lingkungan yang menyebut kapal ini bakal menebar sampah luar biasa banyak di laut, pihak pembuat kapal meyakinkan bahwa itu tak bakalan terjadi. Katanya, sampah akan diturunkan di pelabuhan. Air yang digunakan pun didaur ulang.
Penggunaan energi kapal itu juga sangat efisien, kata kepala proyek pembuatan Oasis of the Seas, Mikko Ilus, yaitu lebih rendah 25 persen dibandingkan dengan kapal pesiar yang lebih kecil sekalipun. “Saya jamin, ini kapal yang paling ramah lingkungan ketimbang kapal-kapal sejenis yang sudah ada,” katanya.